-
Branding Kopi Temanggung
Kopi Temanggung banyak yang sudah tahu, bahkan indikasi geografis sudah dimilikinya, baik arabika maupun robustanya. Robusta dengan indikasi geografis Kopi Robusta Temanggung, sementara arabika dengan Indikasi Geografis Kopi Java Arabika Sindoro Sumbing. Terkait judul diatas merupakan acara yang diselenggarakan Bappeda Temanggung pada Kamis, 17 Juni 2021, bertempat di aula progo Bappeda, dengan narasumber Prof. Dr. Ir. Sri Mulato, MS. “Temanggung sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa tengah, diatas 50% produksinya ada disini, ini merupakan potensi . Ini artinya nama Kopi Temanggung sudah dikenal, tinggal bagaimana sebagai orang Temanggung bisa memaksimalkan kelebihan ini”, begitu ujarnya. Selain memberikan motivasi kepada peserta yang beliau memberikan banyak terkait tentang ilmu budidaya, proses paska panen…
-
KONSERVASI, EKONOMI DAN GIZI
Sekitar dua tahun yang lalu, ada teman memberikan satu kilogram biji kelor. Biji itu dia beli dan tertulis dalam kemasan dari Blora. Dia bermaksud agar biji kelor itu disemai sebagai bentuk latihan dan usaha pembibitan untuk anak saya. Namun biji itu sempat didiamkan hampir setengah tahun, mungkin si sulung kurang begitu minat dalam pembibitan. Setahun berikutnya saya coba bibitkan dengan metode dikecambahkan dulu, namun sampai 15 hari tidak berkecambah, mungkin sudah terlalu lama sehingga tingkat berkecambahnya menurut. Tak memutuskan semangat saya untuk menanam kelor, tak lain saya minta batang kelor dari petani. Dari beberapa informasi disekitaran sini bahwa kelor bisa untuk obat, mulailah mencari rujukan tentang kelor. Dari internet dan…
-
Mutiara Hitam Berdamping Kopi “Ngaji Tetanen”
Awal November 2020 penulis silaturahmi ke Sukarjan, tepatnya di Desa Muncar Gemawang. Sukarjan pernah dapat juara kopi robusta dalam ajang kontes KSSI Tahun 2015, finalnya di Banyuwangi. Silaturahmi kali ini dalam rangka #ngajitetanen tentang tanaman rempah yang dikenal dengan mutiara hitam atau kemukus. Mutiara hitam ditanam dengan rambatan gamal atau kelirisidi, banyak ditanam dipinggiran atau teras. Dari obrolan tentang mutiara hitam atau kemukus mulai dari cara budidaya, hingga harga yang begitu bisa membuat bahagia petani, karena bisa sampai 175.000 – 200.000 rupiah per kg kering. Tentunya untuk menikmati harga itu tidak mudah ada sebuah perjalanan panjang seorang petani, mulai dari tanam hingga menunggu panen. Banyak petani menanam kemukus yaitu dari…
-
Dari Bunga, Hingga Buah Merah
Bunga kopi itu muncul ketika usai petik kopi, dan terkena air hujan. Musim bunga bagi petani kopi sangat menyenangkan, tapi ada tanda akan jadinya buah. Ada beberapa fase dari bunga hingga menjadi buah kopi merah. Ilmu titen buat petani dalam fase ini sangat dibutuhkan. Yamidi petani kopi dan sekaligus seksi budidaya dalam masyarakat perlindungan indikasi geografis kopi java arabika sindoro sumbing. “fase pembungaan memerlukan waktu 3 hari, moto yuyu atau fase menjadi bakal buah itu butuh waktu 1 bulan, waktu 3 bulan disitu fase pentil atau jadi buah, setelah itu ada fase pengisian buah dibutuhkan waktu 2 bulan. Untuk kematangan buah dibutuhkan waktu 1 hingga 2 bulan,” paparnya. “sebenarnya petani…
-
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Java Arabika Sindoro Sumbing (MPIGKAJSS) Berbagi Dan Sosialisasi Kopi
Kopi salah satu produk unggulan di Kabupaten Temanggung, dan sudah terdaftar dalam indikasi geografis di kementerian kehakiman. Kopi Java Sindoro Sumbing yang meliputi hamparan di lereng dan kaki Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Jumat minum kopi di Temanggung merupakan himbauan Bupati Temanggung mendapat respon baik dari banyak kalangan tak ketinggalan dari pengurus MPIGKAJSS. Jum’at 10 Juli 2020 MPIGKAJSS mendapat undangan dari anggotanya di Dusun Papringan Desa Katean Ngadirejo. Wahono salah satu anggota MPIGKAJSS yang sudah mulai proses kopi dan ingin sedekah kopi, maka Jumat jadi pilihannya untuk berbagi kopi. Jumat dipilihnya sekaligus mengikuti himbauan Bupati Temanggung. Minum kopi yang dilakukan dihalaman Masjid Dusun Papringan usai sholat jumat. Terlihat dilapangan proses…
-
Petani Berorganisasi, Paham Teknologi
Berkelompok atau berorganisasi salah satu tujuannya adalah untuk saling belajar. Menambah pengalaman itu bisa dari mana saja,seperti yang dilakukan oleh anggota masyarakat perlindungan indikasi geografis kopi arabika java sindoro sumbing (MPIG KAJSS). MPIG KAJSS yang beranggotakan banyak petani kopi arabika dilereng Sindoro Sumbing ini lembaganya sudah berbadan hukum. Kesadaran berorganisasi banyak dimiliki oleh anggotanya, buktinya dalam beberapa kali pertemuan rutin kehadiran masih tinggi. Organisasi ini juga memiliki grup whatsapp sebagai sarana belajar bersama dan ini bukti bahwa petani juga melek teknologi. Diskusi lewat whatsapp dikembangkan sebagai media belajar yang paling cepat, semisal tentang pemangkasan kopi. Beberapa anggota yang baru di kebun kopi dan memperlihatkan kondisi poto pohon kopinya diunggah grup…
-
Belajar Bertani Dari Dini #Ngajitetanen
Sebagai anak petani, penulis tergugah dan terpanggil untuk mengembangkan agar hasil pertanian mempunyai nilai tambah. Konsep petani mandiri dengan merupakan ide dan gagasan yang sudah diimplementasikan dengan kopinya. Konsep sekaligus sebuah pola contoh ini bisa dikatakan sudah terlihat hasilnya. Namun untuk pemahaman terhadap kader penerus petani perlu sebuah terobosan yaitu Ngaji Tetanen. Dari kata ngaji itu mempunyai arti belajar jadi bisa diartikan belajar tentang pertanian. Belajar ini jangkau luas mulai dari anak-anak hingga yang sudah tua. Proses belajar nantinya banyak prakteknya dan saling mengisi antar peserta. Materi ajar mulai dari bagaimana mengolah tanah yang sesuai kaedah konservasi. Tentu bagaimana nanti materi dikemas menarik. Ngaji tetanen dalam dua minggu yang lalu…
-
Berinovasi Dengan Alpukat
Minggu pagi, 23 Pebruari 2020, penulis biasa kegiatan rutin harus antar salah satu staf yang lagi selesaikan metode cepat tartil membaca Al qur’an. Tidak jauh saya antarnya, paling sekitar 2 km, sampai naik bus aku harus menunggu. Tak lain semua dalam rangka mencari sebuah keberkahan. Usai itu dilanjut antar kopi ke Jumo, begitu kopi sampai tujuan, langsung menuju lokasi pembibitan alpukat. Lokasi pembibitan di Carikan Ngadirejo, berhenti dipinggir jalan aku kontak teman. Tak lama Dia datang dan menuju lokasi pembibitan. Yudha begitu panggilan akrab teman saya, cerita banyak tentang alpukat yang berinovasi dengan guru SMA nya waktu itu. Yudha sendiri banyak pengalaman tentang dunia pembibitan, penulis dulu melihatnya kiprah dalam…
-
Berbagi Ekologi Ekonomi
Sudah setahun bibit yang dibagikan ke petani, ada alpukat maupun kopi. Berbagi tak akan rugi begitu banyak orang mengatakan. Berbagi bibit kopi maupun alpukat bertujuan untuk perbaikan lahan dalam hal ini mengurangi tingkat erosi permukaan tanah. Tanaman tahunan seperti kopi dan alpukat ketika hujan akan menyimpan tetesan air hujan dan secara otomatis akan menambah debet air kedepannya. Dalam jangka panjang akan menghasilkan buah kopi maupun alpukat, sudah pasti akan menambah pendapatan bagi petani. Belum lama penulis cek kopi maupun alpukat yang sudah tertanam. Tingkat kematian kecil karena usai tanam kemaraunya panjang. Namun ketika batang tidak kering semua masih akan bisa tumbuh tunas. Kebanyakan petani yang tanam kopi masih ditanam pada…
-
Konservasi Ekonomi
Mengajak untuk berubah itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada sebuah proses panjang, seperti ketika kita menanam. Ketika kita menanam sayur maka ada jenis sayur yang bisa dipanen dalam waktu 35 hari, 60 hari dan selanjutnya. Begitu juga ketika kita menanam buah yang otomatis akan lebih lama panennya. Konsisten menunggu sampai panen itulah sebuah proses panjang yang harus dilalui. Penulis mencoba menerapkan konsep petani mandiri, dari tanam hingga sampai proses produksi hingga pemasaran produk. Mulai dari bagaimana mengolah lahan yang miring,tanpa kaedah konservasi dan harus ditata dengan kaedah konservasi. Mengurangi tingkat erosi permukaan tanah ini menjadi sebuah mimpi yang paling sederhana. Tentunya dalam berfikir sebuah konservasi tak lepas harus berfikir ekonomi…