Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Java Arabika Sindoro Sumbing (MPIGKAJSS) Berbagi Dan Sosialisasi Kopi

poto by Mukidi

Kopi salah satu produk unggulan di Kabupaten Temanggung, dan sudah terdaftar dalam indikasi geografis di kementerian kehakiman. Kopi Java Sindoro Sumbing yang meliputi hamparan di lereng dan kaki Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Jumat minum kopi di Temanggung merupakan himbauan Bupati Temanggung mendapat respon baik dari banyak kalangan tak ketinggalan dari pengurus MPIGKAJSS. Jum’at 10 Juli 2020 MPIGKAJSS mendapat undangan dari anggotanya di Dusun Papringan Desa Katean Ngadirejo.
Wahono salah satu anggota MPIGKAJSS yang sudah mulai proses kopi dan ingin sedekah kopi, maka Jumat jadi pilihannya untuk berbagi kopi. Jumat dipilihnya sekaligus mengikuti himbauan Bupati Temanggung. Minum kopi yang dilakukan dihalaman Masjid Dusun Papringan usai sholat jumat. Terlihat dilapangan proses sosialisasi pengurus MPIGKAJSS sambil minum kopi.
Usai minum kopi para petani setempat dan pengurus MPIGKAJSS berkumpul di rumah Pak Wahono. Pengurus MPIGKAJSS yang hadir dalam pertemuan Tuhar, Suwandi, Didik, Mukidi, Yamidi. Pertemuan dibuka dan dipandu oleh Suwandi selaku seksi hubungan masyarakat.
Tuhar selaku ketua umum MPIGKAJSS mengajak semua petani yang hadir agar kopi yang sudah ada untuk dirawat, supaya hasilnya bisa lebih bagus. Selain ajakan tersebut Tuhar juga memberikan pemahaman tentang apa itu MPIG dan untungnya ketika bergabung.
Mukidi selaku ketua untuk wilayah Kabupaten Temanggung memberikan tentang fungsi ketika petani itu berorganisasi. Serta etika berorganisasi dan bagaimana organisasi itu supaya bisa jalan, apalagi organisasi sosial.
Yamidi selaku seksi budidaya memberikan pemahaman tentang perawatan kopi. Mulai tinggi berapa dan umur berapa kopi harus dipangkas. Pangkas bentuk dan wiwil cabang yang tidak berguna disampaikan semua kepada petani yang hadir dalam pertemuan.
Tidak hanya teori, praktek lapangan juga dilakukan untuk mendukang pemahaman tentang pemangkasan. Usai teori dan praktek juga terjadi diskusi mulai apa syarat untuk gabung dan bagaimana menghidupkan organisasi karena untuk jalannya organisasi tidak terlepas dari pendanaan. Mukidi menjawabnya untuk pendanaan bisa digali dari internal dengan cara iuran anggota, bentuknya iuran kopi.
Tak terasa waktu semakin sore dan pertemuan selama 2 jam lebih tidak terasa karena semua merasa butuh. Petani butuh berorganisasi dan untuk menghidupkan organisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *