• Artikel

    Mesin Kopi Temanggung Merambah Kota dan Pulau di Indonesia

    “Keberanian mulai dalam usaha dan yakin akan jadi penghasilan pokoknya pasti akan kuat tahan banting,” kata Suprihanto (40), perajin mesin kopi dari Temanggung. Lowungu itulah sebuah Desa di Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Untuk menuju ke desa tersebut penulis harus menempuh perjalanan sekitar 30 s.d 45 menit, dengan sepeda motor dan perjalanan santai karena penulis ingin menikmati perjalan yang santai. Penulis yang di Kecamatan Bulu Temanggung harus melewati beberapa Kecamatan Parakan, Ngadirejo, Candiroto. Dari lokasi penulis sampai ke lowungu kurang lebih 19 km. Desa yang dikepung banyak pohon kopi ini lah yang melahirkan ide Suprihanto untuk membuat macam-macam mesin kopi. Tidak hanya itu kelahiran mesin kopi hasil buatannya karena kepemilikan lahan…

  • Artikel

    Dari Bangka Belitung Menimba Kopi

    Muhammad Kodriansyah, 21 tahun mahasiswa Universitas Amikom Studi Kewirausahaan fakultas Ekonomi dan Sosial. Asal Bangka Belitung lagi magang di Rumah Kopi Mukidi Temanggung, tepatnya di Dusun Jambon Desa Gandurejo Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Kodri begitu panggilannya tertarik magang di perkopian kerena ingin jadi petani. “saya ingin tanam kopi besuk ketika sudah usai kuliah, kalau orang tua sudah ada kebun tapi buka kebun kopi, jadi saya harus memperdalam tentang menanam, merawat dan olah paska panennya,” jelasnya. Magang biasanya merupakan tugas akhir bagi mahasiswa S1 dan lamanya tiap kampus beda-beda, mulai dari 1 bulan sampai 3 bulan. Biasa setiap mahasiswa harus mencari lokasi magangnya sendiri, mulai dar survey lewat online…

  • Artikel

    Jombor Membangun Kekuatan Dengan Kopi

    Siapa yang tidak tahu Jombor? Sebuah desa diwilayah Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. Begitu anda masuk gapura desa sudah terlihat pohon kopi robusta yang luar biasa, dan beberapa rumah ada juga yang halamannya malah ada pohon kopinya. Kopi yang tumbuh di Desa Jombor Jumo, jenis kopi robusta, karena dibawah 800 m dpl. Terlihat banyak pohon sengon menaungi kopi, selain sebagai tabungan karena sengon semakin besar harga semakin mahal. Sebuah kehormatan tersendiri bagi Kopi Mukidi mendapat undangan dari Pemerintahan Desa Jombor Jumo Temanggung, untuk membagikan pengalamannya kepada karang taruna. Awalnya Kopi Mukidi diundang kesana karena kedatangan tim dari spedagi, sebagai pendamping desa tersebut. Spedagi yang sudah banyak berkecimpung di Desa Jombor menemukan…

  • Artikel

    Ekonomi, Ekologi dan Kopi

    Musim hujan saatnya untuk menanam baik untuk tanaman keras maupun tanaman jangka pendek. Kopi yang merupakan tanaman jangka panjang, sudah menanam saatnya untuk menyulam dan bagi yang tanam awal pada bulan Nopember, Desember sangatlah tepat. Kopi merupakan tanamnya yang diambil buahnya dan bisa dipanen tiap tahun. Dari sisi ekonomi karena tanam sekali akan mengurangi biaya tanam pada tahun berikutnya. Ketika sudah panen akan memberikan tambahan pendapatan bagi petani. Dari sisi ekologi akan menyerap air ketika musim hujan, dan potensi menambah debet sumber mata air. Kopi juga bisa disandingkan dengan tanaman lainya seperti jahe, kapulaga dan tanam untuk pelindung kopi seperti kelor, lamtoro, suren. Semakin banyak populasi tanaman akan semakin menambah…

  • Artikel

    Organisasi Dan Kemandirian Petani

    Jum’at siang tepatnya tanggal 8 Oktober 2021, pas penulis diskusi dengan petani sambil menikmati secangkir Kopi Mukidi. Tiba-tiba whatsapp call berbunyi, “mas Mukidi wonten ndalem”,(mas Mukidi di Rumah) begitu panggilan dari mas Widiyanto. Penulis jawab iya mas, saya wonten ndalem. “oke kalau teng ndalem tak ndolan mriku” (oke kalau di Rumah saya main kesitu ) tambahnya. Selang 30 menit ternyata mas Widi begitu panggilan akrabnya datang dengan tim. Widiyanto dan Danang Purwanto merupakan tim dari Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani LPPM UNS. Setelah biasa saling sapa masalah kesehatan dan bagaimana tentang usaha kopinya dilanjut dengan diskusi kecil. Diskusi sempat terhenti ketika salah satu petani yang datang dan ngobrol sudah…

  • Artikel

    UNNES DAN INDONESIA POWER DI KOPI PUCU’E KENDAL

    Kopi merupakan tanaman yang sangat cocok untuk perbaikan lingkungan karena mempunyai daya serap air dan dalam waktu sekitar 2 – 3 tahun setelah tanam bisa menghasilkan buah, sudah pasti akan memberikan nilai ekonomi bagi yang menanamnya. Sungguh suatu kehormatan tersendiri bagi penulis dapat undangan untuk memberikan pengalaman tentang perkopian di di Desa Gunungsari Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pelatihan yang berlangsung 2 hari dengan diikuti hanya 12 petani, pada Hari Selasa dan Rabu, 24 – 25 Agustus 2021. Pelatihan 2 hari ini difasilitasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang (LPPM UNNES) dan PT. Indonesia Power Semarang PGU. Penulis sekaligus pemilik Rumah Kopi Temanggung memberikan…

  • Artikel

    Kiprah Strategis Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Java Arabika Sindoro Sumbing

    Kopi Temanggung siapa yang tidak tahu, tentu semuanya paham. Bahwa Kopi Temanggung sudah berindikasi geografis, dengan nama Kopi Java Arabika Sindoro Sumbing. Artinya bahwa Kopi Temanggung mempunyai cita rasa yang beda dengan kopi wilayah lain. Kabupaten Temanggung sendiri merupakan penghasil kopi terbesar di wilayah Jawa Tengah. Produksi Kopi Jawa Tengah 50 % ada di Kabupaten Temanggung. Tentunya ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Temanggung, dan bagaimana akan mengelola dan mengembangkannya. Tentunya dalam proses mengembangkan sebuah produksi pertanian terutama Kopi Temanggung tak luput dari membangun kesepahaman berorganisasi. Standar paska panen pasti akan dilalui dengan baik standar budidaya yang terpenuhi. Dua standart ini sangat erat kaitannya dengan masyarakat perlindungan indikasi geografis. Lalu…

  • Artikel

    Branding Kopi Temanggung

    Kopi Temanggung banyak yang sudah tahu, bahkan indikasi geografis sudah dimilikinya, baik arabika maupun robustanya. Robusta dengan indikasi geografis Kopi Robusta Temanggung, sementara arabika dengan Indikasi Geografis Kopi Java Arabika Sindoro Sumbing. Terkait judul diatas merupakan acara yang diselenggarakan Bappeda Temanggung pada Kamis, 17 Juni 2021, bertempat di aula progo Bappeda, dengan narasumber Prof. Dr. Ir. Sri Mulato, MS. “Temanggung sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa tengah, diatas 50% produksinya ada disini, ini merupakan potensi . Ini artinya nama Kopi Temanggung sudah dikenal, tinggal bagaimana sebagai orang Temanggung bisa memaksimalkan kelebihan ini”, begitu ujarnya. Selain memberikan motivasi kepada peserta yang beliau memberikan banyak terkait tentang ilmu budidaya, proses paska panen…

  • Artikel

    KONSERVASI, EKONOMI DAN GIZI

    Sekitar dua tahun yang lalu, ada teman memberikan satu kilogram biji kelor. Biji itu dia beli dan tertulis dalam kemasan dari Blora. Dia bermaksud agar biji kelor itu disemai sebagai bentuk latihan dan usaha pembibitan untuk anak saya. Namun biji itu sempat didiamkan hampir setengah tahun, mungkin si sulung kurang begitu minat dalam pembibitan. Setahun berikutnya saya coba bibitkan dengan metode dikecambahkan dulu, namun sampai 15 hari tidak berkecambah, mungkin sudah terlalu lama sehingga tingkat berkecambahnya menurut. Tak memutuskan semangat saya untuk menanam kelor, tak lain saya minta batang kelor dari petani. Dari beberapa informasi disekitaran sini bahwa kelor bisa untuk obat, mulailah mencari rujukan tentang kelor. Dari internet dan…

  • Artikel

    Mutiara Hitam Berdamping Kopi “Ngaji Tetanen”

    Awal November 2020 penulis silaturahmi ke Sukarjan, tepatnya di Desa Muncar Gemawang. Sukarjan pernah dapat juara kopi robusta dalam ajang kontes KSSI Tahun 2015, finalnya di Banyuwangi. Silaturahmi kali ini dalam rangka #ngajitetanen tentang tanaman rempah yang dikenal dengan mutiara hitam atau kemukus. Mutiara hitam ditanam dengan rambatan gamal atau kelirisidi, banyak ditanam dipinggiran atau teras. Dari obrolan tentang mutiara hitam atau kemukus mulai dari cara budidaya, hingga harga yang begitu bisa membuat bahagia petani, karena bisa sampai 175.000 – 200.000 rupiah per kg kering. Tentunya untuk menikmati harga itu tidak mudah ada sebuah perjalanan panjang seorang petani, mulai dari tanam hingga menunggu panen. Banyak petani menanam kemukus yaitu dari…