Mesin Kopi Temanggung Merambah Kota dan Pulau di Indonesia

“Keberanian mulai dalam usaha dan yakin akan jadi penghasilan pokoknya pasti akan kuat tahan banting,” kata Suprihanto (40), perajin mesin kopi dari Temanggung.

poto by Prihanto

Lowungu itulah sebuah Desa di Kecamatan Bejen Kabupaten Temanggung. Untuk menuju ke desa tersebut penulis harus menempuh perjalanan sekitar 30 s.d 45 menit, dengan sepeda motor dan perjalanan santai karena penulis ingin menikmati perjalan yang santai.

Penulis yang di Kecamatan Bulu Temanggung harus melewati beberapa Kecamatan Parakan, Ngadirejo, Candiroto. Dari lokasi penulis sampai ke lowungu kurang lebih 19 km.

Desa yang dikepung banyak pohon kopi ini lah yang melahirkan ide Suprihanto untuk membuat macam-macam mesin kopi. Tidak hanya itu kelahiran mesin kopi hasil buatannya karena kepemilikan lahan petani sempit harus berfikir potensi lain agar sejahtera.

Pada lokasi produksi terlihat mesin las, bubut sudah layaknya bengkel pada perusahaan lainnya, walaupun lokasi di desa. Namun apa yang dilihat sekarang berbanding terbalik dengan tahun 2006 ketika memulainya. Dengan gergaji besi tangan dia mulai membuat mesin pemecah kopi dibantu sama satu orang karyawan. Latar belakang pendidikan SMK Dokter Sutomo Temanggung lulusan tahun 2000 sudah pasti mahir dalam dunia perbengkelan sehingga mempercepat proses kegiatannya.

“Dengan modal seadanya waktu itu, saya hanya meminta do’a dan dukungan dari orang tua, dan Alhamdulillah sekarang bisa seperti ini,” imbuhnya, ketika ngobrol sama penulis diruang tamu. Meja yang tertata cemilan karena masih suasana lebaran terlihat kurma, dan lainnya serta menjadi teman untuk obrolan penulis dengan Prihanto.

“Usaha itu mengalir saja, termasuk kesejahteraan dan yang perlu ditata adalah mempersiapkan diri. Sekarang bisa seperti ini, apakah besuk akan naik atau bahkan turun ini perlu ditata, karena pasar itu akan berubah tanpa kita tahu,” jelasnya.

poto by Prihanto

Mesin pulper pemecah kulit kopi basah dijual dengan harga 4,5 juta dan mesin huller kupas kulit kering mulai dari harga 11 juta hingga 35 juta. Mesin pulper banyak dibeli petani sekitar masyarakat desa setempat waktu itu, tapi sekarang petani kopi Temanggung umumnya kalau mau beli pulper dan huller pasti datang ke bengkelnya. “Usaha seperi ini harus mengasah skill yang lebih dan pelayanan yang bagus. Karena saya juga menerima jasa service mesin,” tandasnya.

Prihanto tidak hanya diam dalam melihat perkembangan peralatan kopi, 2015 dia mulai membuat mesin sangrai kopi dengan model sangat sederhana dan harga terjangkau pembeli. Penulis juga pernah bekerjasama dengan Prihanto dan menggunakan mesin hasil karyanya sampai saat ini. Prihanto selalu mengikuti perkembangan jaman tentang mesin sangrai, dari dengan pengapian satu kompor hingga sekarang dengan yang digital.

Mesin sangrai kopi yang dibuatnya tidak hanya dijual di Temanggung saja, bisa dikatanya kota besar besar di Indonesia ada mesin buatannya. Mesin sangrai dengan harga mulai dari 11 juta – 115 juta. Untuk mesin sangrai ini Prihanto menerapkan sistem pemesanan dulu dan harus dp minimal 20 – 25%. Mesin griding kopi atau sortasi ukuran juga diproduksi dengan harga 13 juta.

Dengan membuat aneka mesin olahan otamatis memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan warga sekitar, terbukti dalam usahanya saat ini ada karyarwan 35 orang. Dengan sistim pengupahan mingguan dan tentuanya besar kecil upahnya menurut skill masing-masing.

Suara adzan asyar menandakan bahwa waktu sudaha sore, karena menunjukan jam 16.00 wilayah Desa Lowungu dan obralan berhenti untuk sholat asyar. O ya bagi yang tertarik untuk beli mesin bisa langsung hubungi ke no 0852-2667-1231 atas nama Suprihanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *