Berinovasi Dengan Alpukat
Minggu pagi, 23 Pebruari 2020, penulis biasa kegiatan rutin harus antar salah satu staf yang lagi selesaikan metode cepat tartil membaca Al qur’an. Tidak jauh saya antarnya, paling sekitar 2 km, sampai naik bus aku harus menunggu. Tak lain semua dalam rangka mencari sebuah keberkahan.
Usai itu dilanjut antar kopi ke Jumo, begitu kopi sampai tujuan, langsung menuju lokasi pembibitan alpukat. Lokasi pembibitan di Carikan Ngadirejo, berhenti dipinggir jalan aku kontak teman. Tak lama Dia datang dan menuju lokasi pembibitan.
Yudha begitu panggilan akrab teman saya, cerita banyak tentang alpukat yang berinovasi dengan guru SMA nya waktu itu. Yudha sendiri banyak pengalaman tentang dunia pembibitan, penulis dulu melihatnya kiprah dalam dunia pembibitan bambu. Tentunya dari bambu ke alpukat ada alasan tersendiri bagi Si Yudha.
Kerjasama murid dan guru ini bukan tidak ada alasan, yang paling utama tak lain membangun untuk perbaikan lingkungan dan ekonomi bagi semuanya. Purbono sang guru dari Yudha Sudarmaji dulu guru di SMA N 2 Temanggung dan pernah juga jadi salah satu Staf dijajaran Pemda Temanggung.
Purbono menceritakan banyak tentang pengalaman bikin bibit kopi waktu itu dengan programnya sejuta bibit kopi, di Pemerintahan Kabupaten Temanggung. Namun karena petani waktu itu belum respon yang sudah tinggal kenangan, tapi Dia juga senang walaupun tidak banyak masih ada sisa sampai sekarang.
Pengalaman Purbono juga banyak didunia sengon dalam hal penanaman. Dia menceritakan ketika menanam sengon, hampir tidak ada cabang dan tumbuh bagus dan pengaturan jarak yang sempurna. Dari sengon itu dari guru hingga masuk kelingkungan birokrasi Pemerintahan Temanggung. Dunia tanaman hias pernah menikmati hasilnya dari satu pot bisa membuat satu greenhause.
Bertemunya guru dan murid mendatangkan berkah, berinovasi dengan alpukat. Konsep yang digagasnya sang guru dan murid ini sangat luar biasa yaitu “berkebun dengan enam bulan”. Bahkan bagaimana hanya dengan punya lahan atau teras saja tetap bisa hasilkan panen dari alpukat.
Inovasi yang dilakukan sudah terbukti yaitu dari tanam sampai panen lebih irit waktu 2,5 tahun dibanding lainnya. Teknologi yang terbaru ini pasti bikin orang kepingin 6 bulan bisa panen alpukat.
Bibit alpukat yang disediakan ada wina, pluang, kendil dan masih jenis baru. Menariknya lagi indukannya dari kebun sendiri, sehingga ketika bicara sertifikasi dan sumber sudah pasti jelas.
Terlihat dilokasi pembibitan dalam polibag besar buah alpukat bergelantungan. Teknologi bertemunya guru dan murib tentunya membuat penasaran bagi semuanya. Bisa datang langsung atau kontak dulu ke Yudha Sudarmaji 0821 3850 7737. Menanam adalah perbuatan mulia, karena akan memberikan dampak lingkungan dan ekonomi. Itu sekelumit coretan tentang alpukat dan “salam petani mandiri menata lingkungan dan ekonomi”, e e e jangan lupa tetap penulis sapa “secangkir kopi ada cerita banyak saudara dan penuh cinta”