
Mengembalikan Kejayaan Kopi Purbalingga
Handphone saya berdering dan ku angkat, haloo ini kopi Mukidi, benar begitu jawab saya. “Sukses selalu perkembangan kopinya Pak Mukidi,” begitu suara yang saya dengar lewat hp ku.
“Perkenalkan Pak Mukidi saya Imang Hikmanudin, apakah tanggal 26 malam ada waktu luang,” begitu suara Pak Imang lewat hp. “sebentar saya cek, o ya luang bagaimana,” jawab saya. “begini Pak kalau berkenan bisa jadi narasumber untuk forus diskusi grup di Purbalingga nanti suratnya menyusul ya,” begitu pak Imang mengakhiri pembicaraannya.
Sebelum hari yang ditentukan datang saya, mencoba kontak teman-teman petani yang ada di Temanggung untuk saya ajak. Mulai kontak Pak Yamidi, Mas Infanteri dan Pak Tuhar, dari ketiga petani yang saya ajak yang bisa hanya Pak Tuhar.
Saya jemput Pak Tuhar, di Desa Tlahap Kledung ketika berangkat. O ya Pak Tuhar ini juga ketua umum indikasi geografis kopi java arabika sindoro sumbing. Perjalanan menuju ke Purbalingga 26 Oktober 2018, jam 17.00 wib bertiga dengan pak sopir ada canda dan tawa.
Kami istirahat dulu untuk sholat maghrib di Banjarnegara. Usai sholat maghrib kami bertiga mencari warung makan. Sambil makan kami juga mendengarkan cerita banyak sosok Pak Tuhar usai panen tembakau. Usai makan kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi yang ditentukan. Dalam perjalanan saya juga menerima pesen dari pak Imang kemungkinan diskusi mundur pak dari jadwal 19.30 menjadi 20.00 wib, saya agak lega karena perjalanan bisa agak santai.
Sampailah kami di halaman Kantor Bappeda Purbalingga. Terlihat suana yang sangat meriah, suara musik terdengar menambah semarak acara, tak ketinggalan komunitas kopi Purbalingga dengan ruang kopinya tak ketinggalan menyajikan kopi hasil karyanya. Gemerlap panggung malam itu merupakan hal yang luar biasa, dan semakin banyak peserta yang datang memadati halaman kantor Bappeda Purbalingga. Sebelum acara mulai kami mohon untuk ijin untuk sholat isya dan ditunjukkan ke mushola dilingkungan kantor Bappeda Purbalingga.