Konservasi Ekonomi

Mengajak untuk berubah itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada sebuah proses panjang, seperti ketika kita menanam. Ketika kita menanam sayur maka ada jenis sayur yang bisa dipanen dalam waktu 35 hari, 60 hari dan selanjutnya. Begitu juga ketika kita menanam buah yang otomatis akan lebih lama panennya. Konsisten menunggu sampai panen itulah sebuah proses panjang yang harus dilalui.

Penulis mencoba menerapkan konsep petani mandiri, dari tanam hingga sampai proses produksi hingga pemasaran produk. Mulai dari bagaimana mengolah lahan yang miring,tanpa kaedah konservasi dan harus ditata dengan kaedah konservasi. Mengurangi tingkat erosi permukaan tanah ini menjadi sebuah mimpi yang paling sederhana.

Tentunya dalam berfikir sebuah konservasi tak lepas harus berfikir ekonomi dalam hal ini bagaimana dalam penataan lahan dan pola tanam. Dilahan yang sempit penulis menanam tanaman yang bisa dipanen jangka pendek waktu itu cabai. Sengon sebagai tanaman tahunan juga pernah dicoba dan sampai panen. Namun ketika sengon, jabon ditebang tanaman kopinya berdampak.

Penulis mulai berfikir bagaimana tetap ada tanaman penauang untuk kopi yang dengan tanaman buah. Penulis mencoba menanam durian, dan sampai sekarang ketika berbunga durian masih rontok, tapi tetap semangat semua perlu proses dan disitulah nikmatnya. Alpukat juga jadi pilihan nah buah alpukat sekarang hampir tiap tahun panen.

Cerita tentang alpukat sekitar 8 tahun baru mulai buah, lama kan, karena dari biji dan tanpa perlakuan khusus dan lagi-lagi itulah kenikmatan sebuah proses. Kini saya tambah alpukat yang sudah disambung, tentunya perjalanan itu merupakan proses belajar, mengenali kapan panen, apa penyakit dan hama yang ada di tanaman tersebut.

Menanam sama persis ketika kita membuka warung, tidak akan langsung laku produk yang kita jual. Durian yang saya tanam sudah 7 tahun berbunga dan gugur, yang jelas pasti akan bisa jadi buah itu, tinggal kita sabar menunggu atau tidak.

Kini saatnya harus belajar menata pola tanam, pola panen dan pemasaran. Sebagai anak petani sudah pasti paham tentang olah tanah, tapi tidak salah kalau belajar olah komuditas jadi produk sampai pemasaran.

Tentunya mimpi konservasi lahan dengan bisa menata ekonomi ada proses yang harus dilalui. Kesabaran, konsistensi itulah sebuah ujian, siapa yang kuat dan tahan ujian pasti akan menikmatinya. Sekelumit coretan tak lupa salam petani mandiri menata lingkungan dan ekonomi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *