Ngopi dan Ngelinting Satu Tekadnya 3-IG (Indikasi Geografis)

Kurang lebih 2 bulan pengurus-pengurus 3 indikasi geografis (IG). Dari Indikasi geografis kopi java arabika sindoro sumbing, kopi robusta Temanggung dan Srinthil tembakau Temanggung.
Gagasan pertemuan itu sederhana untuk memperingati hari kopi dunia. Temanya adalah “Ngopi dan Ngelinting” ngopi gratis dan ngelinting tentunya karena kopi dan tembakau merupakan produk unggulan dari wilayah Kabupaten Temanggung.
Ngopi merupakan aktivitas minum kopi bersama dan bisa sebagai tradisi yang sudah ada dan harus dikembangkan. Sehingga ketika budaya ngopi atau minum kopi ini bisa tercipta akan bisa meningkatkan minat mencintai produk lokal. Ngelinting bagi orang Temanggung bukan hal yang asing dan istilah yang populer di Temanggung yaitu tingwe.
Tingwe merupakan tembakau yang sudah dirajang dan dijemur sampai kering siap untuk dijadikan rokok. Tingwe adalah membuat rokok secara manual dari tembakau yang sudah kering dicampur cengkeh saja, langsung dilinting. Dan cara linting ini kebanyakan manual tanpa alat bantu. Belakang muncul alat bantu untuk bikin lintingan.
Sebenarnya ngopi pada hari kopi dunia merupakan acara tahunan yang diperingati oleh teman – teman MPIG kopi java arabika Sindoro Sumbing pada tahun sebelumnya. Namum pada tahun ini merupakan bentuk kerjasama antar 3-Indikasi geografis. Tujuan utamanya tak lain untuk mengenalkan 3-IG bagi masyarakat yang belum tahu pada umumnya.
Bukan perkara mudah untuk memahamkan konsep sebuah acara bareng, proses pemahaman ini berlangsung beberapa kali pertemuan. Pemahaman dan proses belajar bersama ini yang muncul ketika saling bertemu dan disitu terjadi interaksi komunikasi dan menumbuhkan semangat kebersamaan.
Gagasan dan ide tercipta sehingga harus dimunculkan dalam bentuk proposal dalam rangka mencari sponsorship. Dalam diskusi awal memang sudah ditekankan bahwa anggota wajib iuran greenbean dan anggota bisa jadi sponsor internal, gagasan ini bisa dikatakan aneh, karena anggota diajak jadi sponsorship.
Susunan pengurus dalam kepanitian disepakati dan diambil dari semua pengurus indikasi geograsfis dari ke-3 IG. Draff-draff proposal muncul dari orang-orang yang sudah ditunjuk untuk menuangkan ide dan gagasan tertulis. Sungguh luar biasa ada salah satu anggota yang sampai merelakan waktunya selama 3 hari khusus untuk menyelesaikan proposal.
Bahkan pada titik terakhir setelah berjalannya proposal menjadi ujian bagi 3-IG, kerena keterbatasan sponsorship. Namun bukan berarti putus asa, karena diawal sudah disepakati dengan beberapa alternatif kegiatan mulai dari ketika anggaran terpenuhi sampai pada ketika anggaran sangat minim.
Acara yang sudah disepakati pada tanggal 13 – 14 Oktober 2018, banyak kegiatan mulai dari live musik, workshop, lomba seduh kopi, lomba poto, sampai pada lelang kopi semua harus dilaksanakan. Sekecil apapun kegiatan itu berjalan dengan bagus mulai hari pertama, Bapak Bupati Temanggung membuka acara sekaligus menjadi narasumber dalam dialog “ngopi dan ngelinting”. Narasumber lainnya dari Kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan, dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi, serta dari komisi B DPRD Temanggung.
Dalam dialog ada beberapa permintaan dari anggota IG agar Pemerintah Daerah memfasilitasi hologram dan memaksimalkan lokasi yang sudah ada untuk promosi produk lokal Temanggung. Permintaan itu dapat respon bagus dari Pemda Temanggung, bahkan Bapak Bupati mengajak agar semua pegawai di wilayahnya harus minum kopi Temanggung. Dan dalam kebijakan yang terbaru akan dibikin harus khusus untuk ngopi, serta mengajak para petani atau yang membuat produk agar membuat produk kopi yang disukai rakyat.
Sebelumnya Bupati dan rombongan mengunjungi stand yang tersedia, mulai dari kopi arabika, robusta dan tembakau. Stand jajanan lokal terlihat dan stand potensi wisata Desa Tlahap. Kegiatan yang berlangsung disebelah balai Desa Tlahap berlangsung aman dan tertib. Alunan musik pada hari pertama dimainkan oleh pemuda dari Desa Tlahap.
Hari kedua acara dibuka dengan lomba seduh kopi, diiringi dengan musik dengan artis dari Jogja. Alunan musik menambah semaraknya lomba seduh kopi, banyaknya peserta untuk lomba seduh memadati lokasi kegiatan. Seduh kopi berhenti sejenak karena berlanjut acara workshop dengan narasumber dari ketua DPRD Jawa Tengah. Paparan yang sangat singkat terkait dengan kesejahteraan petani, tak lain bagaimana aturan atau Undang-Undang harus berpihak pada petani. Terjadi proses diskusi dengan petani dan terlihat dari wajah petani pada puas melihat jawaban yang disampaikan oleh Ketua DPRD Jawa Tengah.
Workshop berakhir, dan mulai kegiatan lomba seduh kopi dengan teknik V60. Peserta ada yang dari lokal Temanggung dan dari Kabupaten lain. Alunan musik tetap berjalan sampai pada akhir lomba usai. Lomba poto dan lomba seduh berakhir sekitar jam 17.30 wib dan langsung diumumkan.
Tidak berakhir disitu saja ternyata pada malam hari masih berlangsung musik lagi. Perpaduan musik ndangdut menambah hangatnya Desa Tlahap malam itu. Acara itu terlaksana tak lain kerjasama semua pihak, dan tentunya tak lupa panitia mengucapkan terimakasih kepada semua saja yang telah membantu sehingga kegiatan bisa terselenggara dan tidak bisa menyebut satu persatu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *