Menelusuri Kembali Kemuning


Kemuning Desa di Kecamatan Bejen, Temanggung, Jawa Tengah. Dulu saya masuk hutannya sekedar ingin melihat lutung jawa, cerita potensi hutan Kemuning sungguh menarik, ada aneka burung, kopi dan madu.
Hari minggu saya bikin janji untuk menuju Desa Kemuning Bejen Temanggung. Mengenang sekaligus mengantar anak-anak remaja mesjid tetangga desa. Kenapa kemuning ? Karena bisa menikmati perjalan dari Kecamatan Bulu mau sampai ke Kemuning harus melewati banyak Kecamatan, mulai dari Kedu, Jumo, Candiroto, baru sampai Kemuning Bejen.
Namanya juga touring, maka mencari jalan yang bukan biasanya. Saya lewat Desa Kebondalem, kondisi jalan yang dulu trasah sekarang sudah dibetonisasi. Perubahan bangunan sungguh luar biasa, mulai dari balai desa dan jalan tengah kampung yang dulu trasah kita juga beton semua.
Rumah Pak Sadikun belum banyak berubah, dan saya kenal beliau sejak dia masih menjabat Kepala Desa Kemuning. Kini sudah pernah dan tekun bertani, semangat bertaninya sungguh luar biasa, bahkan belum lama Dia mendapat penghargaan dari pemerintah terkait jerih payahnya dalam penyelamatan lingkungan.
Sadikun menerima kami berempat dengan wajah ceria sebuah tanda kebahagian. Setelah saling sapa dan berbagi kabar, Bu Sadikun masuk kedapur dan keluar dengan kopi hitam hasil sangrai manual. Aku menikmatinya sambil mendengarkan obrolan pak Sadikun dan dua remaja masjid dari Desa Putat Bulu.
Dua remaja masjid mungkin masih bingung karena diajak masuk ke Desa Hutan dan katanya baru pertama kali sampai Kemuning. Obrolan mulai dari pohon dan pasti Pak Sadikun cerita pertama kali masuk Kemuning.
Saya melihat petani yang jemur kopi dengan sungkup dan tertarik melihatnya diantar Bu Sadikun. Ngobrol banyak tentang proses kopi, si petani juga cerita kalau punya madu tawon asli dari hutan. Tertarik saya dan masuk melihat icip dan beli akhirnya.
Dari obrolan yang saya dengarkan antara pak Sadikun dan remaja masjid Putat Bulu, nampaknya akan membangun program kerjasama. Apa itu yang jelas program kebaikan, itulah sekelumit coretan tentang napak tilas minggu kemarin. Salam petani mandiri, menata lingkungan dan ekonomi, dan secangkir kopi ada cerita banyak saudara dan penuh cinta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *