Mencari Ilmu Perkopian di Lembah Posong
Berawal dari diskusi selapanan kelompok tani mekar tani jaya, Dusun Jambon Desa Gandurejo, Bulu Temanggung Jawa Tengah. Salah satu kesepakatan nya adalah untuk belajar dan melihat ke lokasi kebun kopi di wilayah Tlahap. Penulis mendapat tugas untuk kontak salah satu ketua IG Arabika yaitu Pak Tuhar untuk minta waktu agar berkenan atau memperbolehkan lokasi kebunnya untuk belajar.
Kesepakatan terjadi untuk kunjungan ke lokasi kebun pak Tuhar yaitu hari Kamis, 24 Januari 2019. Hari yang ditentukannya sampai dan mekar tani jaya berkumpul sesuai dengan yang disepakati.
Dua kelompok dari Gandurejo Bulu terdiri dari wanita tani puspa dan mekar tani jaya menimba ilmu ke lokasi kebun kopi posong milik pak Tuhar. Selama 3 jam terdiri dari paparan tentang kopi dan praktek lapangan. Kunjungan lapangan ini didampingi dari penyuluh lapangan dari Kecamatan Bulu Muhammad Ikraf.
Tak ketinggalan juga penyuluh lapangan dari Kecamatan Kledung juga menyambutnya. Dalam sambutannya Ikraf begitu panggilan akrab dari Muhammad ikraf, menyampaikan bahwa ini proses belajar, dan harus optimis bisa mewujudkan kebun seperti milik pak Tuhar.
Tuhar sendiri selaku pemilik kebun memberikan gambaran tentang kopi dan analisa ekonominya dari sisi budidaya kopi. Dalam lahan yang dikelolanya terlihat kopi berpaduan dengan cabai, dan terlihat juga bekas sogol atau pohon tembakau. Tuhar menunjukkan dan memberi tanda salah satu pohon yang pernah panen 40 kg kopi basah.
Usai paparan dari Tuhar juga masih ada paparan tentang pola Tlahap dari Yamidi. Dalam paparan dijelaskan bahwa dulu awal sejarah kopi masuk ke Tlahap untuk adalah untuk konservasi lahan, sekitar tahun 1998. Beberapa tawaran awal mulai dari aneka pohon dari pemerintah yang akhirnya masyarakat memilih kopi.
Yamidi juga menjelaskan teknis menanam dan memangkas kopi. Mulai dari pangkas bentuk, pangkas produksi hingga pangkas peremajaan. Terjalin diskusi usai paparan dari pak Tuhar dan pak Yamidi.
Acara selanjutnya pembagian kelompok untuk praktek pangkas kopi. Kelompok dibagi 3, dan praktek pangkas masing-masing dipandu Pak Tuhar, Pak Yamidi, dan Pak Kuwato ppl dari wilayah setempat.
Nampak antusias kelompok mekar tani jaya dan kwt puspa dalam melakukan praktek pemangkasan. Itu terbukti mereka sangat aktif terlibat proses interaksi dengan pemandu dalam praktek. Semangat-semangat dalam menimba ilmu hingga ke lembah posong dengan harapan bisa menerapkan di Gandurejo. Harapan dan mimpi-mimpi untuk bisa mewujudkan atau menambah kesejahteraan rumah tangga petani dan menyelamatkan lahan dari erosi harus segera diimplementasikan. Itulah “secangkir kopi ada cerita banyak saudara dan penuh cinta.