Kang Im Kader Barista
“Dengan kopi kita sudah bisa ciptakan lapangan kerja untuk pemuda, yaitu lahirnya 16 barista di Tumpeng Monoreh,” Jelas Soim. Kalimat itu muncul ketika penulis yang ngobrol di Kedai Susu Kang Im pada Minggu 9 Juli 2023.
Mendengarkan cerita Soim Setam pria yang berumur 40 tahun ini mengasyikkan, mulai dari bagaimana memberikan pemahaman dampak menambang terhadap lingkungan sampai penambang mau berhenti. Tak hanya itu pria yang akrab di panggil kang Im ini juga memberikan contoh bagaimana memberikan nilai tambah pada komoditas seperti kopi jadi bubuk kopi.
Pria yang beristri Tri Wahyuningsih tak hanya menanam kopi di kebunnya tapi terlihat jemuran cengkeh, kapuloga di depan kedai susu kambingnya ketika penulis dan rombongan Poktan Mekar Tani Jaya, artinya banyak komoditas pertanian yang dia tanam.
Soim setam dengan brand kedai susu kambing beralamat di Ngargoretno Salaman Magelang. Bersama dengan Gapoktan Argo Kencono kang Im membangun desanya. Kang Im dengan 2 anak, pernah menjabat Ketua Gapoktan dari 2012 – 2018, namun berhenti menjabat bukan berhenti untuk memajukan desanya.
Kang Im selalu berhubungan terus dengan penggantinya Ahmad Bilal, keduanya berfikir dan melakukan kegiatan yang bisa memberikan manfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Dari dulu setelah berkunjung ke penulis yang punya www.mukidi.wordpress.com dan sekaligus owner Kopi Mukidi. Kang Im dan Kang Bilal merekrut pemuda untuk berkecimpung memajukan desanya.
Cara unik mempengaruhi generasi mudanya adalah dengan membangun mimpi dengan angka. Kang Bilal mencoba menghitungkan nilai kopi basah sampai pada kopi siap seduh. Ketika 16 pemuda tani sudah tertarik dengan angka tersebut baru diajari tentang bagaimana mengolah kopi dari mulai petik sampai pada penyajian.
Kang Im dan Kang Bilal selalu kompok dan berupaya membangun jaringan untuk produk olahan kopi dan 16 barista yang sudah mampu sajikan kopi. Produk olahan pertanian nanti pasar Bumdes yang mengelola dan 16 barista merupakan penyaji kopi di Tumpeng Menoreh.
Tentunya keterlibatan semua pihak tak lepas bagaimana membagi peran dan hasil yang didapatkan. Bagimana kang Im dan Kang Bilal mendata peran masing masing mulai dari yang punya usaha sendiri mengolah kompos jadi pupuk, sampai pada orang yang sudah bisa mengolah hasil pertanian, hingga mengelola monument marmer. Tentunya apa yang dilakukan kang Im dan Kang Bilal tak seperti membalikkan telapak tangan, perlu proses panjang untuk bisa seperti mereka, ayooo siapa yang ingin mengikuti jejaknya membangun desanya masing-masing seperti Kang Im dan Kang Bilal. Itulah “secangkir kopi ada cerita banyak saudara dan penuh cinta,” Kopi Mukidi.