Jelajah Gumuk Papringan


Pasar papringan sebuah pasar per-2 mingguan yang dikelola oleh warga Dusun Ngadiprono Desa Ngadimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Pasar di area kebun bambu ini selalu berbenah dan mengembangkan pontensi yang ada disekitarnya.
Obrolan dengan pengelola dan banyak relawan dari berbagai universitas serta asal daerah berbeda semakin menambah nuansa keakraban. Relawan disitu membantu dari sisi design dan memetakan banyak problem mulai dari persoalan pertanian.
Penulis sudah 2 kali ngobrol dengan petani, tak menemukan generasi penerus petani. Minimnya anak muda atau remaja untuk mengeluti pertanian harus digugah, dengan cara lain. Mungkin dari olah hasil pertanian kemudian mereka akan tahu sumber mentahnya, ini hanya gagasan penulis saja.
Pertemua dengan beberapa petani yang ke-2 ini di kebun bambu yang bisa buat gelaran pasar papringan kali ini penulis mengajak anak pertamanya, tak lain ini sebagai proses belajar dan berinteraksi banyak orang, serta proses kaderisasi.
Dari obrolan dengan pengelola bahwa akan diterapkan jelajah kebun yang ada diwilayah sekitar pasar papringan. Mulai berbenah dari kebun kopi dari cara perawatan, pengaturan jarak tanam dan penaungnya atau perpaduan tanaman kopi dan pohon lainnya. Tak ketinggalan olah lahan sesuai kaedah konservasi harus diterapkan.
Kali ini penulis harus mempraktekkan mulai dari pangkas kopi dan juga olah lahan sesuai kaedah konservasi. Olah lahan sesuai kaedah konservasi pada lahan yang sudah ada tanamannya dan harus menyelamatan tanaman yang ada. Dalam pertemuan yang ke-2 terlihat mbak Dwi dan Pak Yuwono, suami istri alumni dari oisca ini memberikan masukan tanam dulu yang paling mudah tumbuh, dan jangan lupa kebunnya juga ada tempat komposting.
Setelah penulis memberikan masukan cara pangkas dan dilanjut petani yang punya kebun juga mempraktekkannya. Usai praktek istirahat serta evaluasi kegiatan yang dilakukan sambil menikmati cemilan. Pengelola pasar papringan mengajak agar materi yang diterima dipraktek dikebun masing-masing. Pertemuan berikutnya akan dikunjungi tiap kebunnya. Pertemuan sore itu sungguh luar biasa dan itulah “secangkir kopi ada cerita, banyak saudara dan penuh cinta”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *